Sekolah Demokrasi dan Keberagaman: Melahirkan Aktivis Mahasiswa Berbasis Pengetahuan

Bagikan:

Sekolah Demokrasi dan Keberagaman (SDD#1)

Yogyakarta, 29 Desember 2024 – Sekolah Demokrasi dan Keberagaman (School of Democracy & Diversity), yang digagas oleh Pusat Studi dan Demokrasi (PSAD), sukses menyelenggarakan angkatan pertamanya. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari 27 hingga 29 Desember, bertempat di Wisma MM UGM, Bulaksumur, Yogyakarta. Sebanyak 25 aktivis mahasiswa terpilih dari lima universitas di Yogyakarta mengikuti program intensif ini setelah lolos dari proses seleksi ketat yang melibatkan lebih dari 250 pendaftar.

Program ini bertujuan untuk mencetak aktivis mahasiswa yang tidak hanya vokal dalam menyuarakan aspirasi, tetapi juga memiliki dasar pengetahuan yang kuat dan analisis kritis. Para peserta yang merupakan key opinion leaders di komunitas mereka diberi kesempatan untuk memperdalam wawasan tentang demokrasi dan membangun jejaring lintas kampus. Misi jangka pendeknya adalah menciptakan kelompok belajar lintas universitas seperti UII, UGM, UIN SUKA, Universitas Cendekia Mitra Indonesia dan UTY, dengan fokus pada kolaborasi berbasis pengetahuan yang dapat mendorong aksi nyata.

Sekolah Demokrasi dan Keberagaman (SDD#1)
Penyampaian materi oleh Kepala Pusat Studi PSAD, Prof. Masduki

Materi dan Diskusi yang Kaya Perspektif

Hari pertama dibuka oleh Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sekaligus Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. M. Mahfud MD. Dalam sesi diskusi, ia mengupas tantangan demokrasi di Indonesia, termasuk oligarki, politik dinasti, dan ketimpangan ekonomi.

Hari kedua, Guru Besar Hukum Tata Negara Prof. Nikmatul Huda membahas manipulasi hukum dalam berbagai institusi seperti Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan pelaksanaan pilkada. Rektor UII, Fathul Wahid, berbagi wawasan tentang aktivisme digital dan pentingnya memahami dinamika politik di ruang digital.

Hari terakhir, peserta diajak mengeksplorasi konsep “deepening radical democracy” yang terinspirasi dari pemikiran Slavoj Žižek. Fokus pembahasan mencakup indikator sosial seperti akses pendidikan gratis, perlindungan hak sipil, dan penguatan politik akar rumput.

Selama pelatihan, peserta mempelajari berbagai aspek demokrasi, mulai dari sejarah dan sistem politik hingga isu-isu mikro seperti studi kasus Pemilihan Presiden, Pemilihan Kepala Daerah, dan pelanggaran hak asasi manusia terkait kebebasan berekspresi. Diskusi kelompok menjadi bagian integral dari program, di mana peserta dilatih untuk menganalisis kasus dan menyusun strategi advokasi. Mereka juga menghasilkan konten publik berupa teks dan video sebagai bagian dari aktivisme digital.

Sekolah Demokrasi dan Keberagaman (SDD#1)
Sekolah Demokrasi dan Keberagaman (SDD#1)

Langkah Nyata Menuju Demokrasi Substansial

Didirikan pada Mei 2024, PSAD UII menyelenggarakan program ini dengan dukungan penuh dari UII dan MMD Initiative Jakarta. Tingginya antusiasme peserta mencerminkan potensi besar modal sosial yang ada di Indonesia untuk terus mendorong kehidupan demokrasi yang lebih sehat dan substansial.

Sebagai penutup, para peserta berkomitmen untuk menjadikan pengalaman di Sekolah Demokrasi dan Keberagaman sebagai bekal dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi melalui kolaborasi lintas kampus, analisis kritis, dan aksi berbasis pengetahuan.